Sunday 12 June 2016

Akhir Cerita Dejan Antonic..



DISCLAIMER: Tulisan ini merupakan buah keresahan seorang Pandit Gadungan akan tim kesayangannya, Persib Bandung. Bila banyak kesalahan dalam penulisan, harap hubungi pos hansip terdekat karena tulisan ini akan lebih banyak menuangkan opini yang mungkin malah menguras emosi anda. Enjoy!

Dejan Antonic baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi pelatih kepala Persib Bandung, setelah Persib Bandung “dicukur” habis 1-4 oleh Bhayangkara Surabaya United (BSU) di Stadion Gelora Sidoarjo malam tadi (11/06/2016) pada lanjutan kompetisi sepakbola Indonesia, Indonesia Super Competition. Sebuah anti-klimaks dari perjalanan karir kepelatihan Dejan Antonic di jagat sepakbola Indonesia. 

Kesuksesannya membesut Kitchee SC di Liga Hongkong menjadikan pelatih yang memegang lisensi kepelatihan UEFA Pro ini dilirik oleh Arema FC untuk memperbaiki prestasi tim yang ketika itu sedang terseok-seok di papan bawah Indonesian Premier League (IPL) 2011-2012. Diwarisi tim Arema FC yang sebagian pemainnya sudah pindah ke Liga Super Indonesia ternyata tidak menghalangi sentuhan magis Dejan Antonic untuk membawa Arema FC finish di peringkat ketiga IPL musim itu. Prestasi tersebut mendapatkan apresiasi dari salah satu situs sepakbola terkenal, Goal.com, yang menobatkannya menjadi Coach of The Year di IPL 2011-2012. 

Itulah awal dari kisah manisnya di jagat sepakbola Indonesia, yang sayangnya, seperti sudah ditulis di atas, harus berakhir anti-klimaks.

Berbekal kesuksesan yang tertera pada CV nya, Dejan Antonic pun sempat beberapa kali menangani klub “hijau” di kancah sepakbola Indonesia sebelum akhirnya tim dengan sejarah besar di Liga Indonesia, Persib Bandung, menawarinya posisi pelatih kepala yang saat itu sedang kosong karena ditinggalkan Djajang Nurdjaman untuk belajar di Italia. 

Inilah awalnya..

Dan kamu sudah tahu kan akhirnya seperti apa?

Ya, karena #gantengsajatidakcukup, maka modal Pandit Gadungan ini tinggal analisa ngawur. Silahkan jika ingin lanjut membaca tulisan ini, karena mulai dari sini berarti kamu sudah mengizinkan pikiran kamu dirasuki analisa ngawur ala Pandit Gadungan.

Dimanakah Masalahnya?


Kalau melihat CV nya yang menjadi bukti kesuksesan menangani klub-klub “hijau”, seharusnya kejelian Dejan Antonic dalam menerapkan strategi bukanlah sebuah masalah, seharusnya ya, hingga partai BSU VS Persib Bandung, tadi malam. Ya, kekalahan telak tadi malam dari BSU seakan menjadi theater pertunjukan masalah yang ada di tubuh Persib Bandung.


1.    Dejan Antonic tidak bermain dengan polanya tadi malam.

 

Skema yang biasa dimainkannya, iya skema yang kerap dicaci-maki bobotoh karena ada Kim Jeffrey Kurniawan di dalamnya, disimpan rapat dalam papan taktiknya. Skema yang sebetulnya menghadirkan stabilitas lini tengah. Skema yang membuat Persib Bandung, hingga sebelum partai tadi malam, menjadi klub yang belum terkalahkan. Tidak buruk sebenarnya. Sama sekali tidak buruk. 

Namun, entah mengapa tadi malam Dejan Antonic berani memainkan pola 4-1-4-1. Apa karena peringkat BSU di klasemen berada di bawah Persib Bandung sehingga Dejan Antonic berani bertaruh bahwa Persib Bandung dapat menang? Sehingga dengan yakinnya Dejan memainkan 3 wingernya, Atep-Tantan-Rachmad Hidayat, di tengah menemani Robertino Pugliara dan meninggalkan hanya Hariono seorang diri menjadi Holding Midfield di depan lini pertahanan Persib Bandung yang bermain terlalu tinggi tadi malam.

Di awal pertandingan, skema 4 support di belakang Belencoso ini nampak menjanjikan. Pergerakan 3 winger yang beraksi free role nampak bisa menghadirkan ancaman. Puncaknya, ketika Robertino dengan galau hendak menendang ke arah gawang setelah mendapat crossing dari sayap kiri Persib Bandung. 

Namun, setelah “selamat” dari beberapa gempuran Persib Bandung, BSU nampaknya belajar banyak. BSU seperti tahu ketika Persib Bandung menyerang, dua full back mereka, Toni Sucipto dan Yanto Basna, akan ikut naik juga dan hanya akan meninggalkan 3 pemain di lini pertahanan Persib Bandung, yaitu Hariono, Purwaka Yudhi dan Hermawan. Maka, ketika diserang balik, trio Evan Dimas-Hargianto-Khairullah bisa dengan leluasa merangsek naik dan membuyarkan penjagaan duo CB Persib Bandung tadi terhadap Rudi Widodo, yang hingga menit ke 30 bermain sendiri di depan karena Ilham Udin bermain di kiri luar. Maka ketika BSU memutuskan untuk memasukan Thiago menggantikan Ilham Udin, ketakutan akan celah ini pun segera terlihat. Melalui skema serangan balik, Thiago berhasil menceploskan bola ke gawang I Made Wirawan yang memang beberapa kali sebelum gol ini tercipta sempat mendapatkan ancaman dari serangan balik. Selanjutnya, kamu sudah tahu lah..

Perbedaan permainan lini tengah sudah sangat mencolok. Trio BSU tersebut bermain dari belakang garis tengah dan naik bersamaan membangun serangan ke lini pertahanan Persib Bandung, sedangkan 4 AMF dari Persib Bandung hanya bermain dari tengah ke depan. Sesekali memang nampak Tantan dan Pugliara turun membantu, namun itu tidak cukup kuat. Hariono terlihat sekali kepayahan harus melindungi celah yang ditinggalkan Toni Sucipto dan Yanto Basna yang kerap di eksploitasi oleh Rudi Widodo pada partai tadi malam. Ketika Taufik masuk di babak kedua pun, itu tidak berarti banyak pada pertahanan Persib Bandung. Memang, Taufik lebih fluid dalam menyerang dan mengalirkan bola, sesuatu yang tidak diperlihatkan Kim Jeffrey dengan baik pada beberapa partai kemarin, namun itu tidak membantu mengembalikan stabilitas lini tengah yang diisi oleh Hariono. Alih-alih menjaga daerah bersama, Hariono dan Taufik malah sering meninggalkan pos bergantian.


2.    Strategi pembelian pemain yang..Aneh.


Ya, dari partai tadi malam pun kamu dapat melihat bagaimana tidak efektifnya strategi pembelian pemain yang diterapkan oleh Persib Bandung. Sudah menjadi rahasia umum, terkadang pembelian pemain yang dilakukan Persib Bandung bukan semata merupakan kebutuhan pelatih, namun ada juga..ah sudahlah.

Silahkan kamu cek komposisi pemain yang dibawa Persib Bandung pada laga semalam, dari 18 pemain yang dibawa, setengahnya adalah pemain yang naturalnya bermain menyerang. Ya, 9 pemain adalah pemain menyerang yang 6 diantaranya adalah winger! Melihat komposisi tim seperti ini, maka wajar jika seorang Pandit Gadungan pun akan bertanya strategi pembelian macam apa ini? Sudah begitu, mereka-mereka adalah nama besar.  Vlado cidera, CB hanya menyisakan Hermawan. Maka wajar, tidak banyak pilihan skema permainan jika tiba-tiba plan A Persib Bandung tidak berjalan sempurna.


3.    Possession Football nanggung dan tidak efektif.


Mari kita runut. Dejan Antonic memasang 2 holding midfielder di skema nya. Apa artinya? Dejan menginkan stabilitas lini tengah. 2 pemain ini bisa mengisi kekosongan area yang ditinggalkan fullback ketika menyerang. 2 holding midfield ini, Hariono dan Kim Jeffrey, adalah pemain-pemain yang punya stamina kuda. Mereka bisa berlari kesana-kemari. Masalah pertama muncul di sini, tidak ada pemain yang bisa menggantikan peran Firman Utina dalam mengirimkan umpan lambung vertical dari tengah langsung ke depan. Kim Jeffrey berusaha memainkan peran tersebut, dan seringnya gagal! 

Taufik sebenarnya punya potensi, tapi lebih seringnya Taufik membawa bola dan naik ke depan, membuat area di depan CB hanya dijaga Hariono. Mungkin inilah alasan mengapa Taufik jarang dipasang oleh Dejan, karena Dejan tidak dapat menemukan stabilitas lini tengah pada duet Hariono-Taufik. Kalau sudah begini, ada siapa di bangku cadangan Persib? Kamu bisa menjawabnya..

Performa naik-turun Atep dan Tantan yang menyusuri pinggir lapangan pun patut disorot. Tidak sedikit peluang Persib Bandung untuk mencetak gol terbuang begitu saja di kaki 2 orang ini. Masalah kedua muncul di sini. Ketika 2 pemain sayap Persib Bandung tidak bermain efektif, maka Dejan pasti akan melakukan pergantian pemain. David Laly, nama yang kerap dimasukan, celakanya bermain sangat patronikal. Dapat bola, lari ke sisi kiri luar dan melepaskan crossing. Sayangnya, crossing yang dilepaskan sering kali tidak menemui sasaran. Gol David Laly waktu itu pun, semua bisa melihat, itu adalah keberuntungan semata. 

Dari 3 kesempatan pergantian pemain, sudah menjadi rule of thumb bahwa pelatih hanya akan memakai 2 kesempatan, karena 1 kesempatan pasti akan dipakai untuk keadaan darurat (ada yang cidera atau kartu merah) ataupun baru dipakai di akhir-akhir pertandingan. Tidak adanya opsi lain di lini tengah, membuat Dejan pasti akan membuang pilihan pergantian pemain ini ke pemain sayap dan Striker. Namun, karena hasil manifestasi strategi pembelian yang aneh, Dejan hanya punya sedikit pilihan. Dejan tidak bisa melakukan pergantian pemain dengan mengharapkan perubahan pola permainan. Ada nama Samsul Arif yang kalau sedang on form, permainannya layak untuk masuk top notch di sepakbola asia, tapi itu jarang sekali terjadi. Seringnya, Samsul Arif hanya mengulangi pola yang gagal dibawa oleh pemain sayap yang ia gantikan. 


4.    Penyelesaian akhir yang kacau.


Rentetan hasil seri yang didapat Persib Bandung, jelas bukan hanya kesalahan strategi dari Dejan Antonic. Seringnya pemain membuang peluang juga menjadi penyumbang surutnya gol yang dihasilkan Persib Bandung. Hanya menghasilkan 5 gol dari 6 pertandingan jelas bukan hasil yang diharapkan ketika kamu punya banyak pemain bertipe menyerang di tim mu. Ketidakmampuan Persib Bandung “membunuh” lawannya di awal-awal laga menjadi awal dari cerita berbeda dengan hasil yang sama..


5.    Perbedaan Bahasa.


Ada kecurigaan dari Pandit Gadungan dibalik pemilihan Kim Jeffrey di squad Persib Bandung. Dejan sepertinya memang butuh pemain yang bisa berkomunikasi baik dengan dirinya mengenai taktik yang ingin diterapkan pada pertandingan. Dan mungkin hanya Kim lah yang bisa mengerti kemauan Dejan. Memang, Dejan bisa berbahasa Indonesia, namun sepertinya masalah taktik dan strategi, Dejan lebih fasih mengungkapkannya dalam Bahasa Inggris. Mungkin yaa. Ini mungkin..


6.    Mental


Sebagai pelatih asing, Dejan sadar betul bahwa standard yang akan dipakai untuk menilai kinerjanya pun akan lebih tinggi. Terlebih, Dejan adalah pelatih yang memegang lisensi UEFA Pro. Keselahan kecil pun mungkin tidak bisa ditolerir oleh jajaran, jika tidak mau disebut seorang, manajemen. Apalagi, saat ini Persib Bandung masih berada dalam Utopia juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015 yang dipersembahkan oleh Djajang Nurdjaman. Sudah barang tentu, bobotoh Persib saat ini masih menengadah ke atas wajahnya. Wajah yang menunjukan gengsi seorang juara. 

Tekanan demi tekanan diterima Dejan usai hanya memberikan poin 7 dari 5 kali pertandingan. Hasil yang sebenarnya menurut Pandit Gadungan tidak buruk mengingat lawan-lawan yang dihadapi Persib adalah tim-tim kuat dan “kuat”. Selain itu, skema permainan Persib pun sudah mulai dikritik bobotoh. Berbekal tagar #gantengsajatidakcukup, bobotoh menunjukan kejengahannya akan kinerja Kim Jeffrey. Alhasil, tadi malam, Dejan pun menyimpan pemain regularnya itu di bangku cadangan dan mencoba menyerang dengan harapan bisa membuat bobotoh senang. Namun apa lacur, malah pembantaian yang didapat Persib.Seharusnya, Dejan sudah paham kalau "berusaha menyenangkan semua orang adalah awal dari kegagalan". Tapi, ya sekali lagi,,apa lacur.


Begitulah pengamatan ngawur yang dibuat oleh Pandit Gadungan. Poin-poin di atas nampaknya solid untuk menjadi penanda pintu Exit untuk Dejan Antonic. Selain ya, sifat sebagian bobotoh yang seperti mantan pacar yang terus bereuforia dan merasa berhak atas mantannya. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Agar tidak menjadi temannya setan, silahkan kamu cari makanan pendamping bubur biar jadi enak. Sekalian kamu simak siapakah yang akan menjadi Pelatih Kepala Persib Bandung selanjutnya.

Pesan dari Pandit Gadungan untuk para Jomblo-jomblo, jika pacarmu itu sudah move on, sudahlah, lihat saja ia dari jauh, tidak perlu kamu mencampuri dandanannya lagi apalagi sampai membanding-bandingkan pacar barunya itu dengan kamu yang sudah ditinggal pergi. 
Untuk bobotoh, dewasa lah. Tidak setiap turnamen harus dimenangkan Persib. Ini adalah turnamen tidak resmi. 
Untuk manajemen, realistislah. Sekali lagi, Turnamen tidak resmi seperti ini seharusnya menjadi ajang yang tepat untuk mematangkan bakat maung-maung muda yang dimiliki Persib! Bukan hanya sekedar ajang adu gengsi dan buang uang. 
Untuk pelatih baru Persib, pergunakanlah squad yang ada. Raciklah sesukamu, jangan terlalu dengarkan kritik yang datang. Kamu ditunjuk pasti karena kamu lebih pantas melatih mereka dibanding aku ataupun jutaan bobotoh di luar sana. Untuk Dejan Antonic, good luck, Coach! Terima kasih sudah membawa Robertino Pugliara ke Persib.

(diambil dari situs bola.kompas.com)


Udah ah, gitu aja. SEKIAN


Salam Pandit Gadungan!

No comments:

Post a Comment