Tuesday, 17 May 2016

Kenapa Jika Tiang Telpon Dipukul, Bunyinya Lebih Nyaring Dibanding Tiang Lampu Penerang Jalan?



Cing, urang mau tanya. Kenapa tiang listrik lamun ditakol, teu bunyi nyaring siga lamun tiang telpon ditakol?
(nah, gua mau tanya. Kenapa tiang litrik kalau dipukul, ga bunyi nyaring seperti kalau tiang telpon dipukul?)

Pertanyaan itu baru saja dilontarkan seorang teman yang terkenal sangat bijaksana. Saya, dan beberapa teman yang sedang berkumpul malam itu segera berdiri, dan berjalan menghampiri tiang lampu jalan dan tiang penyangga kabel telpon yang ada di pinggir jalan. Kami melihat ke bawah, barangkali ada benda yang bisa kami pakai untuk memukul tiang tersebut. Sayang, tidak ada apapun selain batu. Maka dari itu, kami ambilah batu tersebut untuk kemudian kami pukulkan ke kedua tiang tersebut.

BING..BING..BING 

TING..TING..TING

Seakan tidak percaya, suara nya memang beda.
Terdengar kan bedanya?
Hah? Ga terdengar?
AH, benar, kamu ga di sini bareng kami sih.

Ok, nih.
BING..BING.. ini suara kalau tiang lampu jalan dipukul. Agak mendemkan suaranya? Percaya deh. Coba aja kalau ga percaya nanti.
Nih, sekali lagi ya..
BING..BING..tuh, ingetin ya suaranya..BING..BING..agak mendem.

Nah, sekarang kita coba pukul tiang penyangga kabel telpon.
1,2,3..
TING..TING..
MEJIK! AMAYZING KAN!?

Denger kan bedanya?

Nih, sekali lagi ya.
TING..TING..
Tuh. Lebih nyaring. 

Mungkin kalau di music, si tiang penyangga telpon ini treble nya lebih banyak. Kalau si tiang lampu jalan more to bass sound.

Beneran deh. Nanti kalian coba ya.
Nah, menunggu praktik kalian di rumah, saya coba kasih alasan kenapa bisa begitu

 Kenapa Suaranya Bisa Beda?


Kenapa ya? Padahal kan keduanya sama-sama pipa. Ok, setelah googling, ternyata kedua tiang tersebut menggunakan 2 standard yang berbeda. Untuk tiang lampu penerang jalan, standard yang dipakai adalah AS 1158.6 “Lighting for roads and public spaces” sedangkan untuk pipa penyangga kabel telepon standard acuannya adalah AS 1074 “Steel tubes and tubulars for ordinary service”. 
  
Sebenarnya, Indonesia juga sudah punya standard referensi sendiri untuk tiang lampu penerang jalan, yaitu SNI 7391:2008, namun hingga tulisan ini ditayangkan, saya tidak dapat menemukan standard SNI untuk tiang penyangga kabel telpon, maka marilah kita tinjau dari standard referensi yang sama, yaitu Standards Australia (SA).

Silahkan googling dan baca standard referensi nya. Namun, kalau kamu lagi males googling, izinkan saya untuk menyarikannya untuk kamu, kamu dan kamu. Berikut adalah perbedaan-perbedaannya.

1.       Tebalnya.


Karena lumrahnya tiang lampu penerang jalan ini lebih tinggi dari tiang penyangga kabel telpon, maka otomatis dibutuhkan tiang dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Alhasil, tiang lampu penerang jalan memiliki ketebalan dinding pipa yang berkisar antara 0.62” – 1.27”. Sedangkan, tiang penyangga telepon, memiliki ketebalan yang berkisar antara 0.125” – 0.375”.

2.       Materialnya.


Nah, dari sisi material. Kedua tiang tersebut memiliki material penyusun yang berbeda. Tiang penyangga kabel telepon, menggunakan ASTM A53, yaitu baja carbon. Sedangkan tiang lampu penerang jalan, ada yang dari baja namun ada pula yang dari concrete (beton).

3.       Pemrosesan Produknya.


Ok. Di poin kedua, kita sama-sama tahu kalau ada juga lampu penerang jalan yang terbuat dari baja carbon. Nah, bedanya adalah kalau tiang penyangga kabel telpon menggunakan whole pipe jadi, tiang penerang lampu jalan membuatnya dari plat baja yang ditekuk. Biasanya sih jadi hexagonal bentuk pipanya.

Nah, dari ketiga perbedaan major di atas, jika mengabaikan perbedaan material, maka perbedaan tebal lah yang membuatnya mengeluarkan tone suara yang berbeda. 

Benaran ini. Percayalah. Ga mau? Ah iya, kamu kan hanya percaya apa yang dikatakan Rudi. L

Ga penting? Ya ga apa. 

Saya cuma mau sharing aja. Yang penting, kalau ada yang nanya kamu kenapa kalau suara tiang penyangga kabel telpon dipukul bisa menghasilkan suara yang lebih nyaring daripada suara tiang penerang lampu dipukul, kamu sudah tahu kan jawabannya?

Udah. Gitu Aja. SEKIAN.

No comments:

Post a Comment