Monday, 27 June 2016

[Euro’16 Series] The Unexpected Round of 16 – Part 3



DISCLAIMER: Tulisan ini merupakan bagian ke-3 dari ke-sok-tahu-an seorang penulis gadungan. Walaupun hingga saat ini tingkat akurasi prediksi gadungan ini di atas 50%, namun tidak bijak jika menggunakan tulisan ini sebagai bahan khutbah. Dengan membaca ini, berarti kamu sudah setuju untuk membiarkan pikiranmu dirasuki oleh imajinasi seorang Pandit Gadungan! Enjoy!

The Expected Result from The Unexpected Round of 16


Ya, hasil yang memang sesuai dengan yang sudah diperkirakan sebelumnya. Perancis harus struggling membongkar “bis parkir” yang disimpan Irlandia di lapangan tadi malam. Beruntung mereka punya Antoine Griezmann yang bisa menjadi juru selamat. 2 gol Griezmann di menit ke 58 dan 61 mengantarkan sang Tuan Rumah melaju ke babak 8 besar, as expected.

Beralih ke Lille, stadion Stade-Pierre-Mauroy menjadi saksi kedigdayaan German atas Slovakia. Setelah unggul cepat di menit 8, hasil dari tendangan keras Jerome Boateng, German menjalani laga dengan tenang dan sesuai perkiraan. Gol dari Mario Gomez dan Julian Draxler mengunci kemenangan 3-0 atas Slovakia sekaligus menjadi tiket masuk German ke babak 8 besar, as expected.

Dari partai Belgia vs Hungaria. Dengan possession football nya, Belgia berhasil mendikte jalannya pertandingan. Kemenangan yang sudah diprediksikan sebelumnya, bahkan oleh seorang Pandit Gadungan, as expected.

Yak, cukup segitu saja bahasan dari pertandingan semalam. Selamat untuk Perancis, German dan Belgia yang sudah berhasil melaju ke babak 8 besar bersama dengan Polandia, Wales dan Portugal! Karena sudah pasti banyak yang akan menulis review pertandingannya, maka Pandit Gadungan tidak akan ikut membahas hasil pertandingan tadi malam. Silahkan cari di situs situs langgananmu. Mari, selanjutnya silahkan kamu resapi tulisan buah dari imajinasi Pandit Gadungan ini untuk pertandingan di hari ke 3 babak 16 besar Euro 2016 ini.
-----------------



 

Senin, 27 Juni 2016.


Italy vs Spain, 23.00 WIB.


Italia, adalah tim yang dari dulu bermain konsisten dengan gayanya. Lupakan Spanyol dan German yang baru menemukan formula permainannya pada dekade ini. Hingga kemarin, Italia memainkan sepakbola dengan gaya yang sama seperti yang mereka lakukan saat Pandit Gadungan menonton partai final World Cup 1994 di USA, 22 tahun yang lalu. Filosofi sepakbola yang diusung nya jelas, pertahanan teratur dan disiplin. Menang, dalam benak setiap pemain Italia, adalah ketika lawan tidak dapat mencetak gol ke gawang. Jika bisa memenangi pertandingan dengan 1 gol, untuk apa repot mencetak gol berikutnya. Jika kita melihat permainan ciamik dari tim ini, sudah barang pasti kalau itu adalah bonus. Kebosanan yang dialami oleh lawannya ketika membongkar pertahanan Italia, sering membuat lengah barisan pertahanan lawan dan disitulah agen lini serang Italia mengambil aksinya. Setelah kehilangan maestro lini tengah semacam Pirlo dan Totti, duet yang menjadi kunci sukses mereka memenangi World Cup 2006, tahun ini Italia versi Antonio Conte menemukan formula menyerangnya melalui gaya tradisional 3-5-2 yang bisa bertransformasi menjadi skema apapun. Dua wingback yang bermain cepat dan kreatif ditunjang dengan stabil nya pembagi bola di lini tengah mereka, membuat dua pemain depan mereka bebas bergerak untuk sekedar mengacaukan barisan pertahanan musuh. Lolos sebagai juara group E setelah membuat permainan Belgia hanya seperti latihan mengoper bola pada partai pertamanya di fasa group, Italia membukukan 1 kemenangan lagi atas Swedia. Walaupun Italia “membuang” partai terakhirnya melawan Ireland, tidak lantas membuat Spanyol bisa bersantai ria menghadapi mereka di babak 16 besar.

Setelah secara mengejutkan finis diperingkat ke-2 di bawah Croatia dan menempatkannya di pot “berbahaya”, nampaknya ini tidak membuat gentar Spanyol. Memainkan possession football yang sudah menjadi ciri khas mereka di 10 tahun belakangan ini, seharusnya mudah bagi Spanyol untuk memuncaki group D. Namun ternyata permainan “santai” Spanyol di partai terakhir melawan Croatia di fasa group, dimanfaatkan Croatia dengan baik. Hal ini menjadi catatan khusus, karena pada partai melawan Croatia, Spanyol menurukan squad pemenang mereka. Kelengahan 2 fullback yang memang sering naik membantu serangan menjadi celah yang digunakan oleh Croatia. Jika ingin melaju ke babak selanjutnya, PR lini belakang ini harus segera mereka rapi kan. 

Partai yang mempertemukan Italia dan Spanyol ini disebut-sebut sebagai the early final of Euro 2016. Ya, dua tim ini adalah dua tim kelas juara. Sayangnya, mereka harus berhadapan se-dini ini. Berhadapan dengan tim yang sudah pasti akan menunggu mereka di daerah lapangan permainannya sendiri, membuat Spanyol harus berharap pada magis lini tengah mereka yang dikomandoi Andreas Iniesta dan Cesc Fabregas. Kehilangan sentuhan Xavi Hernandez di lini tengah tampaknya tergantikan dengan lebih “hidupnya” fullback yang mereka miliki saat ini. Kecepatan Jordi Alba dan kejelian Juanfran mengirimkan umpan dapat menjadi pembeda. Namun, sector ini pula lah yang bisa dieksplotasi oleh Italia. Solidnya pertahanan Italia sudah pasti akan “memancing” 2 fullback Spanyol naik membantu serangan. Jika Italia dapat memanfaatkan celah ini, serangan balik cepat dan efektif dari Italia sudah pasti akan merepotkan David De Gea. Sama-sama memiliki kiper yang hebat, maka kamu bisa berharap ada suguhan penyelamatan-penyelamatan gemilang malam nanti. Tinggal lihat tim mana yang lengah lebih dulu, itulah yang akan pulang nanti malam. Prediksi sulit, tapi sepertinya Italia dengan pertahanan yang lebih solid lah yang akan memenangkan partai final yang kepagian ini. Skor 2-1 untuk Italia yang akan ditentukan pada babak perpanjangan waktu!

England vs Iceland, 02.00 WIB (Selasa 28 Juni 2016).


Komposisi Inggris tahun ini dijejali dengan pemain Tottenham Hotspurs. Ini bisa menjadi sinyal baik karena pasti permainan mereka akan lebih fluid. Tidak seperti Inggris di tahun-tahun sebelum ini. Namun, apakah ini pertanda bagus mengingat Spurs hanya finish di peringkat ke 3? Well, performa di fasa group sedikit banyak bisa menjawab pertanyaan itu. Kyle Walker dan Danny Rose di fullback mereka, Dele Alli dan Eric Dier di lapangan tengah serta Harry Kane di depan menjadi pelengkap pasukan Spurs di squad besutan Roy Hodgson pada Euro 2016 kali ini. Untuk performa fullback, peran yang diperlihatkan dua Spurs tadi cukup untuk mengangkat permainan tim yang sering buntu di tengah. Ya, buntu di tengah. Nampaknya Wayne Rooney yang disimpan sebagai holding midfielder oleh Hodgson kerepotan menjalani peran sebagai pembagi bola. Kenapa? Jawabannya ada di performa Eric Dier. Dier bermain sangat malas sebagai seorang holding midfielder. Apa karena di Spurs Dier terbiasa bermain dengan Cristian Eriksen yang punya kecepatan dan daya jelajah lebih tinggi dibanding Rooney? 3 partai di fasa group, menunjukan peran Rooney sebagai pembagi bola tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Memang, kehadirannya di lini tengah bisa membuat kestabilan, namun impact nya untuk lini serang Inggris masih minim. Selain persoalan holding midfielder, nampaknya Hodgson juga harus memikirikan solusi untuk “penyakit” yang sering menyerang Rahem Sterling. Sterling ini sebenarnya berpotensi, namun visi permainannya yang tidak jelas kerap hanya membuang energy nya untuk lari kesana-kemari. Jika Hodgson bisa mencari solusi untuk dua hal di atas, sudah barang pasti Inggris dapat melaju lebih jauh.

Islandia. Sama seperti tim kuda hitam lainnya, Pandit Gadungan tidak memiliki data yang cukup untuk mengupas permainan tim ini. Finis sebagai runner up group F setelah berhasil mengantongi 1 kemenangan dan 2 hasil imbang. Islandia mempertontonkan sepakbola bertahan dengan berharap pada skema serangan balik, tipikal tim kelas 2. Namun, ada yang perlu dicatat di sini, pertahanan solid dan disiplin yang mereka peragakan berhasil membuat permainan Portugal yang dipimpin oleh Christiano Ronaldo mati kutu. Skema permainan yang menjadi kunci mereka mendapatkan tiket ke babak final Euro 2016. Performa ciamik mereka lah yang membuat kamu tidak bisa menyaksikan Belanda berlaga pada Euro 2016 ini. Hanya kalah 2 kali pada penyisihan Euro 2016 membuat mereka tidak dapat dianggap remeh. Bukan tidak mungkin, jika Inggris gagal memainkan possession football dengan baik, Inggris akan menjadi korban berikutnya!

Partai ini akan menjadi bukti kejelian Roy Hodgson dalam meracik strategi. Celah yang menganga tadi sangat jelas. Jika Rooney atau siapapun yang nanti berperan sebagai seorang pembagi bola tidak dapat dimaksimalkan, Inggris dalam bahaya. Sekedar possession football saja tidak cukup untuk mengalahkan Islandia. Portugal dan Belanda sudah menjadi korbannya. Harry Kane bisa dipasang sebagai ujung tombak untuk mengimbangi fisik yang dimiliki oleh para pemain bertahan Islandia. Sterling bisa dimaksimalkan untuk mengeksploitasi pertahanan Islandia. Mungkin ini akan menjadi partai yang membuat Inggris frustasi, namun bukan berarti mereka tidak dapat memenangi partai ini. Jika Hodgson dapat memanfaatkan pergantian pemain dengan baik, Inggris dapat melaju ke babak 8 besar. Skor 2-1 untuk Inggris malam nanti!
----------------

Dengan ini, peserta 8 besar pun sudah lengkap. Italia dan Inggirs akan bergabung bersama Polandia, Wales, Portugal, Perancis, German, Belgia. Silahkan catat prediksi di atas dan bandingkan hasilnya nanti. Jadilah saksi bahwa nama Pandit Gadungan bukan hanya sekedar isapan jempol!

Udah ah, gitu aja. SEKIAN.

Salam Pandit Gadungan!

Sunday, 26 June 2016

[Euro’16 Series] The Unexpected Round of 16 – Part 2



DISCLAIMER: Tulisan di bawah ini merupakan buah imajinasi dari seorang Pandit Gadungan yang miskin data dan fakta. Jika kamu adalah patrol fakta, maka tulisan ini tidak cocok untukmu. Dengan membaca ini berarti kamu sudah mengerti dan mengizinkan Pandit Gadungan untuk memasuki alam bawah sadarmu. Rasakan sensasinya! Enjoy!

The Unexpected Round of 16 – Part 2


Hari pertama dari babak 16 besar baru saja selesai ditandai dengan kemenangan 1-0 Portugal atas Croatia. Portugal pantas berterima kasih kepada Ricardo Quaresma yang mencetak gol penentu kemenangan pada ke 2 babak perpanjangan waktu. Jadi, tingkat kesuksesan prediksi Pandit Gadungan masih di 30%. Namun, lagi-lagi babak 16 besar ini menghasilkan kejutan. Swiss, yang sesuai prediksi akan memainkan possession football ternyata harus kalah melalui adu tendangan penalty 4-5 atas Polandia setelah babak perpanjangan waktu pun tidak dapat mengubah kedudukan 1-1. Polandia berhasil mencetak gol lebih dulu sesuai dengan prediksi, namun ternyata Swiss hanya mampu membalas 1 gol yang membuat pertandingan tadi malam dilanjutkan pada babak perpanjangan waktu. 

Tapi, Pandit Gadungan tidak tertarik untuk membahas pertandingan malam tadi, kecuali hanya berkomentar kagum dan heran kenapa Lukasz Fabianski bisa bermain hebat sekali tadi malam. Terutama penyelamatan gemilang nya saat menghentikan sundulan dari Eren Derdiyok, kalau tidak salah, di babak kedua perpanjangan waktu. Dari 10 penendang saat adu tendangan penalty, hanya Granit Xhaka yang gagal menyarangkan bola pada gawang. Tendangan nya melebar di sebelah kanan gawang dari Fabianski. 

Well, selamat untuk Polandia, Wales dan Portugal yang telah berhasil menjejakan kaki di babak 8 besar. Sampai berjumpa kemudian!




Minggu, 26 Juni 2016.


France vs Republic of Ireland, 20.00 WIB.


Di atas kertas, Perancis yang mengakhiri fasa group sebagai juara pasti lebih diunggulkan ketika menghadapi Irlandia yang lolos ke babak 16 besar sebagai salah satu dari peringkat 3 terbaik. Namun, sang Tuan Rumah nampak punya masalah di lini depan mereka. Lihatlah bagaimana mereka hanya bisa membuat 4 gol dari percobaan menembak ke gawang sebanyak 48 kali. 4 gol yang merupakan sumbangan Dimitri Payet (2), Antoine Griezmann (1) dan Olivier Giroud (1). Memang, jika dilihat formasi yang diterapkan oleh pelatih Didier Deschamps, Perancis memilih untuk menguasai lini tengah dengan menumpuk 5 pemain di sana. Peran Giroud di depan pun sebenarnya adalah sebagai pin point. Namun, jika minim gol ini terjadi karena Perancis berhadapan dengan tim kuat, itu bisa dimaklumi. Tapi, lawan di fasa group adalah tim semacam Swiss, Albania dan Rumania. Tim-tim yang seharusnya dengan mudah diatasi oleh Perancis mengingat mereka punya banyak pemain berkualitas. Satu-satunya alasan masuk akal mengapa Perancis belum menunjukan tajinya adalah karena komposisi tim mereka. Ya, pemain Perancis di Euro’16 kali ini berasal dari banyak sekali klub dan dari liga yang berbeda. Tidak seperti Spanyol dan German yang terlihat lebih solid dalam bermain. Maka, sekali lagi, mungkin Perancis akan menjalani pertandingan yang alot ketika menghadapi Irlandia nanti.

Gol sundulan dari Robbie Brady di menit ke 85 kala melawan Italia di partai terakhir fasa group membuat Irlandia Lolos sebagai peringkat 3 terbaik di bawah Italy dan Belgia. Membukukan 1 kali kemenangan, 1 hasil imbang dan 1 kali kekalahan membuat Irlandia mengantongi poin 4. Dari tim-tim yang berlaga di Euro’16 ini, statistic passes completion Irlandia merupakan 3 terendah dengan 78%. Rata-rata ball possession pun hanya 46%. Terlihat sekali kalau Irlandia bermain Kick n Rush. Dapat bola di belakang, langsung diangkat ke depan. Begitu pola yang mereka pakai. Wajar, karena di fasa group mereka merupakan tim dengan komposisi yang paling minim bintang, jika tidak ingin disebut tidak berbintang. Maka sekali lagi, di pertandingan kontrak Perancis nanti malam, Irlandia akan memainkan gaya sepakbola tradisional dari Britania dengan berharap pada lengahnya barisan pertahanan Perancis yang pasti akan sangat sering naik membantu serangan. Kecepatan milik Wes Hoolahan dan reaksi first touch dari Shane Long diharapkan mampu setidaknya mencuri gol malam nanti.

Dari hasil analisa ngawur di atas, Pandit Gadungan melihat Perancis memiliki peluang untuk memenangkan pertandingan lebih besar. Ya, walaupun sepertinya akan ditentukan hingga saat-saat akhir, namun kegigihan pemain seperti Payet ataupun Griezmann akan membawa Perancis memenangi pertandingan ini dengan skor 2-1!

Germany vs Slovakia, 23.00 WIB.


Squad German yang terbilang stabil semenjak perhelatan Euro 2012 membuat mereka kembali dijagokan sebagai salah satu kandidat juara pada Euro 2016 kali ini. Namun, ada perbedaan mencolok antara squad Euro 2012, World Cup 2014 dan Euro 2016 kali ini. Joachim Loew kali ini lebih memilih memainkan false 9 dari awal. Memang, false 9 bukan hal baru pada skema permainan German, namun tahun ini Loew memilih Mario Gotze sebagai false 9 di depan ketimbang memasang Thomas Muller. Dari 2 pertandingan awal, terlihat sekali bagaimana Gotze kebingungan ketika berhasil mendapatkan bola. Gotze memang cepat dan pandai mencari posisi, tapi insting alaminya sebagai pemain di belakang striker membuat usaha yang dia lakukan adalah usaha-usaha support, bukan inisiatif untuk menembak ke gawang atau membuat peluang sendiri. Selain itu, permainan dari Julian Draxler kadang kala menghambat efektifitas permainan simple German. Padahal kamu juga tahu, simple football lah yang membuat Brazil harus menahan malu di perhelatan World Cup 2014 kemarin. Sebenarnya bagus punya 2 pemain yang bisa menjadi creator seperti Mesut Ozil dan Draxler. Namun, nampaknya panggung Internasional pertama Draxler ini membuatnya ingin menunjukan siapa dirinya. Akhirnya, kamu pun bisa melihat tidak jarang Draxler lebih memilih membawa bola daripada mengalirkannya dari kaki ke kaki. Sesuatu yang menurut Pandit Gadungan perlu sedikit dikurangi di partai menghadapi Slovakia nanti.

Slovakia. S-L-O-V-A-K-I-A. Tidak ada informasi yang banyak Pandit Gadungan ketahui mengenai tim ini. Selain bahwa mereka hanya kalah 2 kali pada saat kualifikasi Euro’16 ini. Dan jangan lupa, pada pertandingan persahabatan melawan German, 29 May 2016 kemarin, Slovakia berhasil menang 1-3 dari German. Ya walaupun German tidak turun dengan kekuatan terbaiknya, namun terbukti bahwa Slovakia bisa merepotkan mereka. Dengan kehadiran Martin Skrtel dan beberapa pemain senior di lini pertahanannya jelas bisa membuat benteng tangguh. Marek Hamsik yang berperan mengatur serangan dan menjaga stabilitas lini tengah akan menjadi pemain yang patut diwaspadai. Selain itu, Slovakia punya Vladimir Weiss dan Juraj Kucka yang memiliki kecepatan untuk menyisir flank, sisi yang selama ini merupakan titik lemah German.

Summary nya, kalau German masih memasang Gotze sebagai pemain terdepan dengan skema false 9, nampaknya akan sulit bagi German untuk merebut gol. Selain shooting dari jarak jauh, German nampaknya harus berharap pada keajaiban pergerakan Muller di depan. Striker jangkung yang dimiliki oleh Slovakia mungkin beberapa kali akan merepotkan pertahanan German, bahkan bukan tidak mungkin Slovakia bisa mencuri gol. Namun, stabilitas lini tengah jelas akan menjadi harapan German, jikapun Loew tetap memainkan Gotze sebagai false 9, maka dari lini tengahlah harapan gol German dapat terjawab. Ketangguhan lini pertahanan German membuat Pandit Gadungan sedikit yakin kalau Manuel Neuer akan cleansheet. Skor 2-0 untuk German nanti malam!

Hungary vs Belgium, 02.00 WIB (Senin 27 Juni 2016).


Inilah kejutan terbesar Euro 2016. Hungaria. Tim yang bisa saja mengirim pulang Christiano Ronaldo dkk ke kampung halamannya. Kemenangan 2-0 atas Austria adalah kejutan pertama yang dibuat oleh Hungaria. Selanjutnya adalah memimpin 3 kali atas Portugal. Jika bukan karena semangat juang yang berlipat ganda dari para pemain Portugal, pemain-pemain Hungaria pasti akan banyak mendapat sanjungan. Simple football yang dimainkan Hungaria sangat menarik. Dari 37 peluang ke gawang, 6 diantaranya berbuah gol. Jelas sekali dari sini kalau Hungaria efektif dalam memanfaatkan peluang. Pemain yang mentereng adalah Balazs Dzsudzsak. Pemain bernomor 7 ini nampak bermain simple dan tanpa beban. Punya passing terukur dan tembakan yang bagus. Orang inilah peluang Hungaria untuk melaju pada babak selanjutnya.

Setelah tampil tidak efektif pada partai awal melawan Italia, Belgia membayarnya di 2 partai selanjutnya melawan Irlandia dan Swedia. 4 gol berhasil mereka lesakan. Mengusung possession football yang mumpuni karena didukung pemain-pemain hebat di lini tengahnya tampaknya tidak menjamin Belgia memenangi partai dengan mudah. Adalah Romelu Lukaku yang Pandit Gadungan sorot sebagai titik lemah dari Belgia. Bermain di Everton membuat Lukaku lebih terbiasa dengan permainan kick n rush daripada possession football. Ini terlihat bagaimana cara Lukaku mencari posisi. Alih-alih bergerak mendekati teman untuk meminta bola, Lukaku lebih sering berlari menjauhi kawan ketika sedang menyerang. Ya maklumlah, mental klub yang struggling. Nama Divock Origi bisa menjadi jawaban untuk Belgia jika Lukaku masih bermain aneh lagi.

Melihat dari pertandingan-pertandingan kedua tim di atas, sekali lagi kita akan melihat Belgia memainkan possession football yang akan mendikte jalannya pertandingan. Darah-darah segar milik Belgia jelas menjadi ancaman serius untuk kiper Hungaria yang berusia 41 tahun itu. Kejelian Eden Hazard dan Kevin De Bruyne di lini tengah Belgia akan menjadi penentu akhir pertandingan. Jika semuanya lancar, mungkin Belgia bisa menang 3-1 atas Hungaria. Namun, Pandit Gadungan lebih senang melihat Hungaria melangkah ke babak 8 besar dengan mengantongi kemenangan 1-0 atas Belgia. Jadi? Ya beginilah kalau analisa dibuat dengan perasaan.

-----------------
Maka, sekali lagi Pandit Gadungan akan menunjukan sifat yang jumawa dalam memilih peserta babak 8 besar. Akan ada Perancis, German dan Hungaria yang lolos ke babak 8 besar bersama dengan Polandia, Wales dan Portugal. Silahkan jika tidak percaya. Karena nama Pandit Gadungan bukan hanya sekedar isapan jempol!

Udah ah, gitu aja. SEKIAN

Salam Pandit Gadungan!

Saturday, 25 June 2016

[Euro'16 Series] Ayo Otak-Atik Lagi Tim-mu Untuk Round of 16! - panduan bermain Fantasy Euro'16 untuk Pemula



DISCLAIMER: Tulisan ini adalah panduan untuk para pemula dalam bermain Fantasy Football Manager. Dengan membaca tulisan ini, berarti kamu sudah mengizinkan Pandit Gadungan untuk mengacak-acak imajinasi kamu. Silahkan dilanjutkan jika sudah mengerti. Enjoy!

Otak-atik Pemain di Babak 16 Besar!


Hey kamu, bagaimana fasa group kemarin? Bagus poin nya? Nah, makanya jangan ikutin saran dari Pandit Gadungan. Hehe..Tim yang diracik oleh Pandit Gadungan hanya mendapatkan poin 140 poin. Tapi, kegagalan tadi tidak membuat Pandit Gadungan berhenti untuk membuat analisa ngawur. Kenapa ngawur? Karena kalau analisa serius, kamu bisa mendapatkannya di situs lain. :)
Baiklah, tidak perlu membuat huruf terlalu banyak. Mari kita mulai otak-atik pemainnya dari sekarang! Eh, maksudnya setelah di paragraph baru di bawah ya.


(diambil dari situs uefa.com)


The Goalkeeper


19 points yang dikumpulkan oleh Manuel Neuer pada fasa group membuat Pandit Gadungan tidak akan pindah ke lain hati. Selain itu, di babak 16 besar nanti pun German akan bertemu dengan Slovakia. Tim yang di mata Pandit Gadungan tidak akan menimbulkan kekacauan di lini pertahanan German. Jadi, Nama Neuer pasti masuk squad!

Nah, untuk kiper cadangan, tips nya adalah cari kiper yang berpotensi untuk melakukan save banyak. Artinya apa? Carilah kiper cadangan mu dari tim-tim yang berpotensi akan mengalami tekanan sepanjang permainan. Maka, dari pertimbangan tadi, Pandit Gadungan memilih Danijel Subasic yang akan berhadapan dengan Portugal sebagai kiper cadangan.
Total Fund for the Goalkeeper: 11.1 EU

The Defender


Untuk Defender, mari kita pilih dari tim yang kira-kira akan bisa cleansheet. Selain itu, carilah defender yang punya kemampuan untuk membuat assist. Jadi, memilih wingback atau fullback merupakan langkah yang bijak untuk mendulang poin. Pilihan pertama, jatuh pada Neil Taylor. Pandit Gadungan meyakini bahwa Wales akan dengan mudah mengatasi Northern Ireland, oleh karena itu, pilihan pun jatuh pada fullback Wales ini. Pilihan kedua, Pandit Gadungan akan memilih Adil Rami. Lawan Perancis di babak 16 besar adalah Ireland, yang di atas kertas seharusnya dapat diatasi oleh sang Tuan Rumah. Maka, memilih defender dari Perancis merupakan pilihan yang logis. Nama ketiga adalah Eric Dier. Inggris akan memainkan laga melawan Iceland. Dengan logika yang sama dengan pilihan 1 dan 2, maka Dier yang kerap dipasang menjadi holding midfield adalah pilihan yang bagus. Nama ke 4 adalah fullback dari Swiss. Kenapa Swiss? Karena Pandit Gadungan yakin Swiss akan bisa mengatasi perlawanan Polandia. Nama terakhir untuk melengkapi jajaran defender adalah Emanuele Giaccherini. 

Total Fund for the Defender: 25.8 EU

The Midfielder


Jujur saja, menentukan midfielder di Fantasy Football ini cukup sulit. Tapi, percayalah apa yang dikatakan Rudi. Beruntung Pandit Gadungan punya teman bernama Rudi. Jadi, mari kita simak pemain-pemain tengah hasil konsultasi dengan Rudi. Nama pertama, adalah nama mentereng pada fasa group kemarin, Dimitri Payet. Sekali lagi, di atas kertas harusnya Perancis tidak akan kesulitan untuk menghadapi Ireland. Nama kedua adalah nama yang pada artikel lain dari Euro’16 series dipuja-puji oleh Pandit Gadungan, Aaron Ramsey. Berharaplah kejelian Ramsey dapat mendukung Wales meraih kemenangan. Toni Kroos, sebagai seorang set piece taker di German, bisalah kita berharap assist dari nama ini. Berikutnya, Dele Alli. Posisi pada starting eleven sudah pasti didapatkan pemain ini. Inggris masih bisa berharap dari pemain ini. Nama terakhir adalah pengatur orchestra Spanyol, Cesc Fabregas. Sebenarnya, Pandit Gadungan ingin memasukan nama Candreva, namun pemain ini diragukan tampil melawan Spanyol. Alhasil, midfielder dari Spanyol bisa jadi pilihan.

Total Fund for the Midfielder: 36.2 EU

The Striker


Yap. Setelah kecewa dengan Christiano Ronaldo pada fasa group. Nama compatriot nya di Real Madrid, Gareth Bale, menjadi pilihan berikutnya. Performa ciamik di fasa group membuat banyak orang mempercayakan lini serangnya pada Gareth Bale. Semoga performa Bale bisa mengantarkan Wales menenggelamkan perjuangan Northern Ireland. Berikutnya, seperti yakin sejarah akan berulang, nama Thomas Muller tetap Pandit Gadungan masukan dalam squad. Terkahir, ini adalah pilihan yang sulit, tapi ini adalah pilihan yang diambil secara subjektif. Tidak percaya dengan performa Harry Kane, Pandit Gadungan mempercayakan nama terakhir pada England Skipper, Wayne Rooney.

Total Fund for the Striker: 30.4 EU


Itulah dia, nama-nama yang Pandit Gadungan percayakan untuk mengisi squad Fantasy Euro’16 pada babak 16 besar ini. Total fund yang dihabiskan untuk membangun tim ini adalah 92.4 EU. 

Mudah-mudahan hasilnya tidak seburuk fasa group kemarin. Ya, begitulah sekelebat panduan ngawur dari Pandit Gadungan! Enjoy!

Udah ah, gitu aja. SEKIAN


Salam Pandit Gadungan!