DISCLAIMER: Tulisan ini merupakan buah keresahan seorang
Pandit Gadungan akan tim kesayangannya, Persib Bandung. Bila banyak kesalahan
dalam penulisan, harap hubungi pos hansip terdekat karena tulisan ini akan
lebih banyak menuangkan opini yang mungkin malah menguras emosi anda. Enjoy!
Dejan Antonic baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari
posisi pelatih kepala Persib Bandung, setelah Persib Bandung “dicukur” habis 1-4
oleh Bhayangkara Surabaya United (BSU) di Stadion Gelora Sidoarjo malam tadi
(11/06/2016) pada lanjutan kompetisi sepakbola Indonesia, Indonesia Super
Competition. Sebuah anti-klimaks dari perjalanan karir kepelatihan Dejan
Antonic di jagat sepakbola Indonesia.
Kesuksesannya membesut Kitchee SC di Liga Hongkong menjadikan
pelatih yang memegang lisensi kepelatihan UEFA Pro ini dilirik oleh Arema FC
untuk memperbaiki prestasi tim yang ketika itu sedang terseok-seok di papan
bawah Indonesian Premier League (IPL) 2011-2012. Diwarisi tim Arema FC yang
sebagian pemainnya sudah pindah ke Liga Super Indonesia ternyata tidak
menghalangi sentuhan magis Dejan Antonic untuk membawa Arema FC finish di
peringkat ketiga IPL musim itu. Prestasi tersebut mendapatkan apresiasi dari
salah satu situs sepakbola terkenal, Goal.com, yang menobatkannya menjadi Coach
of The Year di IPL 2011-2012.
Itulah awal dari kisah manisnya di jagat
sepakbola Indonesia, yang sayangnya, seperti sudah ditulis di atas, harus
berakhir anti-klimaks.
Berbekal kesuksesan yang tertera pada CV nya, Dejan Antonic
pun sempat beberapa kali menangani klub “hijau” di kancah sepakbola Indonesia
sebelum akhirnya tim dengan sejarah besar di Liga Indonesia, Persib Bandung,
menawarinya posisi pelatih kepala yang saat itu sedang kosong karena
ditinggalkan Djajang Nurdjaman untuk belajar di Italia.
Inilah awalnya..
Dan kamu sudah tahu kan akhirnya seperti apa?
Ya, karena
#gantengsajatidakcukup, maka modal Pandit Gadungan ini tinggal analisa ngawur.
Silahkan jika ingin lanjut membaca tulisan ini, karena mulai dari sini berarti
kamu sudah mengizinkan pikiran kamu dirasuki analisa ngawur ala Pandit
Gadungan.
Dimanakah Masalahnya?
Kalau melihat CV nya yang menjadi bukti kesuksesan menangani
klub-klub “hijau”, seharusnya kejelian Dejan Antonic dalam menerapkan strategi bukanlah
sebuah masalah, seharusnya ya, hingga partai BSU VS Persib Bandung, tadi malam.
Ya, kekalahan telak tadi malam dari BSU seakan menjadi theater pertunjukan masalah
yang ada di tubuh Persib Bandung.
1. Dejan Antonic tidak bermain dengan polanya tadi malam.
Skema yang biasa dimainkannya, iya skema yang kerap dicaci-maki
bobotoh karena ada Kim Jeffrey Kurniawan di dalamnya, disimpan rapat dalam
papan taktiknya. Skema yang sebetulnya menghadirkan stabilitas lini tengah.
Skema yang membuat Persib Bandung, hingga sebelum partai tadi malam, menjadi
klub yang belum terkalahkan. Tidak buruk sebenarnya. Sama sekali tidak buruk.
Namun,
entah mengapa tadi malam Dejan Antonic berani memainkan pola 4-1-4-1. Apa
karena peringkat BSU di klasemen berada di bawah Persib Bandung sehingga Dejan Antonic
berani bertaruh bahwa Persib Bandung dapat menang? Sehingga dengan yakinnya
Dejan memainkan 3 wingernya, Atep-Tantan-Rachmad Hidayat, di tengah menemani
Robertino Pugliara dan meninggalkan hanya Hariono seorang diri menjadi Holding
Midfield di depan lini pertahanan Persib Bandung yang bermain terlalu tinggi
tadi malam.
Di awal pertandingan, skema 4 support di belakang Belencoso
ini nampak menjanjikan. Pergerakan 3 winger yang beraksi free role nampak bisa
menghadirkan ancaman. Puncaknya, ketika Robertino dengan galau hendak menendang
ke arah gawang setelah mendapat crossing dari sayap kiri Persib Bandung.
Namun,
setelah “selamat” dari beberapa gempuran Persib Bandung, BSU nampaknya belajar
banyak. BSU seperti tahu ketika Persib Bandung menyerang, dua full back mereka,
Toni Sucipto dan Yanto Basna, akan ikut naik juga dan hanya akan meninggalkan 3
pemain di lini pertahanan Persib Bandung, yaitu Hariono, Purwaka Yudhi dan
Hermawan. Maka, ketika diserang balik, trio Evan Dimas-Hargianto-Khairullah
bisa dengan leluasa merangsek naik dan membuyarkan penjagaan duo CB Persib
Bandung tadi terhadap Rudi Widodo, yang hingga menit ke 30 bermain sendiri di
depan karena Ilham Udin bermain di kiri luar. Maka ketika BSU memutuskan untuk
memasukan Thiago menggantikan Ilham Udin, ketakutan akan celah ini pun segera
terlihat. Melalui skema serangan balik, Thiago berhasil menceploskan bola ke
gawang I Made Wirawan yang memang beberapa kali sebelum gol ini tercipta sempat
mendapatkan ancaman dari serangan balik. Selanjutnya, kamu sudah tahu lah..
Perbedaan permainan lini tengah sudah sangat mencolok. Trio BSU
tersebut bermain dari belakang garis tengah dan naik bersamaan membangun
serangan ke lini pertahanan Persib Bandung, sedangkan 4 AMF dari Persib Bandung
hanya bermain dari tengah ke depan. Sesekali memang nampak Tantan dan Pugliara
turun membantu, namun itu tidak cukup kuat. Hariono terlihat sekali kepayahan
harus melindungi celah yang ditinggalkan Toni Sucipto dan Yanto Basna yang
kerap di eksploitasi oleh Rudi Widodo pada partai tadi malam. Ketika Taufik
masuk di babak kedua pun, itu tidak berarti banyak pada pertahanan Persib
Bandung. Memang, Taufik lebih fluid dalam menyerang dan mengalirkan bola,
sesuatu yang tidak diperlihatkan Kim Jeffrey dengan baik pada beberapa partai
kemarin, namun itu tidak membantu mengembalikan stabilitas lini tengah yang
diisi oleh Hariono. Alih-alih menjaga daerah bersama, Hariono dan Taufik malah
sering meninggalkan pos bergantian.
2. Strategi pembelian pemain yang..Aneh.
Ya, dari partai tadi malam pun kamu dapat melihat bagaimana
tidak efektifnya strategi pembelian pemain yang diterapkan oleh Persib Bandung.
Sudah menjadi rahasia umum, terkadang pembelian pemain yang dilakukan Persib
Bandung bukan semata merupakan kebutuhan pelatih, namun ada juga..ah sudahlah.
Silahkan kamu cek komposisi pemain yang dibawa Persib
Bandung pada laga semalam, dari 18 pemain yang dibawa, setengahnya adalah
pemain yang naturalnya bermain menyerang. Ya, 9 pemain adalah pemain menyerang
yang 6 diantaranya adalah winger! Melihat komposisi tim seperti ini, maka wajar
jika seorang Pandit Gadungan pun akan bertanya strategi pembelian macam apa
ini? Sudah begitu, mereka-mereka adalah nama besar. Vlado cidera, CB hanya menyisakan Hermawan.
Maka wajar, tidak banyak pilihan skema permainan jika tiba-tiba plan A Persib
Bandung tidak berjalan sempurna.
3. Possession Football nanggung dan tidak efektif.
Mari kita runut. Dejan Antonic memasang 2 holding midfielder
di skema nya. Apa artinya? Dejan menginkan stabilitas lini tengah. 2 pemain ini
bisa mengisi kekosongan area yang ditinggalkan fullback ketika menyerang. 2
holding midfield ini, Hariono dan Kim Jeffrey, adalah pemain-pemain yang punya
stamina kuda. Mereka bisa berlari kesana-kemari. Masalah pertama muncul di
sini, tidak ada pemain yang bisa menggantikan peran Firman Utina dalam
mengirimkan umpan lambung vertical dari tengah langsung ke depan. Kim Jeffrey
berusaha memainkan peran tersebut, dan seringnya gagal!
Taufik sebenarnya punya potensi, tapi lebih seringnya Taufik
membawa bola dan naik ke depan, membuat area di depan CB hanya dijaga Hariono.
Mungkin inilah alasan mengapa Taufik jarang dipasang oleh Dejan, karena Dejan
tidak dapat menemukan stabilitas lini tengah pada duet Hariono-Taufik. Kalau
sudah begini, ada siapa di bangku cadangan Persib? Kamu bisa menjawabnya..
Performa naik-turun Atep dan Tantan yang menyusuri pinggir
lapangan pun patut disorot. Tidak sedikit peluang Persib Bandung untuk mencetak
gol terbuang begitu saja di kaki 2 orang ini. Masalah kedua muncul di sini.
Ketika 2 pemain sayap Persib Bandung tidak bermain efektif, maka Dejan pasti
akan melakukan pergantian pemain. David Laly, nama yang kerap dimasukan,
celakanya bermain sangat patronikal. Dapat bola, lari ke sisi kiri luar dan
melepaskan crossing. Sayangnya, crossing yang dilepaskan sering kali tidak
menemui sasaran. Gol David Laly waktu itu pun, semua bisa melihat, itu adalah
keberuntungan semata.
Dari 3 kesempatan pergantian pemain, sudah menjadi rule of
thumb bahwa pelatih hanya akan memakai 2 kesempatan, karena 1 kesempatan pasti
akan dipakai untuk keadaan darurat (ada yang cidera atau kartu merah) ataupun
baru dipakai di akhir-akhir pertandingan. Tidak adanya opsi lain di lini
tengah, membuat Dejan pasti akan membuang pilihan pergantian pemain ini ke
pemain sayap dan Striker. Namun, karena hasil manifestasi strategi pembelian
yang aneh, Dejan hanya punya sedikit pilihan. Dejan tidak bisa melakukan
pergantian pemain dengan mengharapkan perubahan pola permainan. Ada nama Samsul
Arif yang kalau sedang on form, permainannya layak untuk masuk top notch di
sepakbola asia, tapi itu jarang sekali terjadi. Seringnya, Samsul Arif hanya
mengulangi pola yang gagal dibawa oleh pemain sayap yang ia gantikan.
4. Penyelesaian akhir yang kacau.
Rentetan hasil seri yang didapat Persib Bandung, jelas bukan
hanya kesalahan strategi dari Dejan Antonic. Seringnya pemain membuang peluang
juga menjadi penyumbang surutnya gol yang dihasilkan Persib Bandung. Hanya
menghasilkan 5 gol dari 6 pertandingan jelas bukan hasil yang diharapkan ketika
kamu punya banyak pemain bertipe menyerang di tim mu. Ketidakmampuan Persib
Bandung “membunuh” lawannya di awal-awal laga menjadi awal dari cerita berbeda
dengan hasil yang sama..
5. Perbedaan Bahasa.
Ada kecurigaan dari Pandit Gadungan dibalik pemilihan Kim
Jeffrey di squad Persib Bandung. Dejan sepertinya memang butuh pemain yang bisa
berkomunikasi baik dengan dirinya mengenai taktik yang ingin diterapkan pada
pertandingan. Dan mungkin hanya Kim lah yang bisa mengerti kemauan Dejan.
Memang, Dejan bisa berbahasa Indonesia, namun sepertinya masalah taktik dan
strategi, Dejan lebih fasih mengungkapkannya dalam Bahasa Inggris. Mungkin yaa.
Ini mungkin..
6. Mental
Sebagai pelatih asing, Dejan sadar betul bahwa standard yang
akan dipakai untuk menilai kinerjanya pun akan lebih tinggi. Terlebih, Dejan
adalah pelatih yang memegang lisensi UEFA Pro. Keselahan kecil pun mungkin
tidak bisa ditolerir oleh jajaran, jika tidak mau disebut seorang, manajemen.
Apalagi, saat ini Persib Bandung masih berada dalam Utopia juara ISL 2014 dan
Piala Presiden 2015 yang dipersembahkan oleh Djajang Nurdjaman. Sudah barang
tentu, bobotoh Persib saat ini masih menengadah ke atas wajahnya. Wajah yang
menunjukan gengsi seorang juara.
Tekanan demi tekanan diterima Dejan usai hanya
memberikan poin 7 dari 5 kali pertandingan. Hasil yang sebenarnya menurut
Pandit Gadungan tidak buruk mengingat lawan-lawan yang dihadapi Persib adalah
tim-tim kuat dan “kuat”. Selain itu, skema permainan Persib pun sudah mulai
dikritik bobotoh. Berbekal tagar #gantengsajatidakcukup, bobotoh menunjukan
kejengahannya akan kinerja Kim Jeffrey. Alhasil, tadi malam, Dejan pun
menyimpan pemain regularnya itu di bangku cadangan dan mencoba menyerang dengan
harapan bisa membuat bobotoh senang. Namun apa lacur, malah pembantaian yang
didapat Persib.Seharusnya, Dejan sudah paham kalau "berusaha menyenangkan semua orang adalah awal dari kegagalan". Tapi, ya sekali lagi,,apa lacur.
Begitulah pengamatan ngawur yang dibuat oleh Pandit
Gadungan. Poin-poin di atas nampaknya solid untuk menjadi penanda pintu Exit
untuk Dejan Antonic. Selain ya, sifat sebagian bobotoh yang seperti mantan
pacar yang terus bereuforia dan merasa berhak atas mantannya. Namun, nasi sudah
menjadi bubur. Agar tidak menjadi temannya setan, silahkan kamu cari makanan
pendamping bubur biar jadi enak. Sekalian kamu simak siapakah yang akan menjadi
Pelatih Kepala Persib Bandung selanjutnya.
Pesan dari Pandit Gadungan untuk para Jomblo-jomblo, jika
pacarmu itu sudah move on, sudahlah, lihat saja ia dari jauh, tidak perlu kamu
mencampuri dandanannya lagi apalagi sampai membanding-bandingkan pacar barunya
itu dengan kamu yang sudah ditinggal pergi.
Untuk bobotoh, dewasa lah. Tidak
setiap turnamen harus dimenangkan Persib. Ini adalah turnamen tidak resmi.
Untuk manajemen, realistislah. Sekali lagi, Turnamen tidak resmi seperti ini
seharusnya menjadi ajang yang tepat untuk mematangkan bakat maung-maung muda
yang dimiliki Persib! Bukan hanya sekedar ajang adu gengsi dan buang uang.
Untuk
pelatih baru Persib, pergunakanlah squad yang ada. Raciklah sesukamu, jangan
terlalu dengarkan kritik yang datang. Kamu ditunjuk pasti karena kamu lebih
pantas melatih mereka dibanding aku ataupun jutaan bobotoh di luar sana. Untuk
Dejan Antonic, good luck, Coach! Terima kasih sudah membawa Robertino Pugliara
ke Persib.
(diambil dari situs bola.kompas.com) |
Udah ah, gitu aja. SEKIAN
Salam Pandit Gadungan!
No comments:
Post a Comment